SMK N 2 Payakumbuh merupakan salah satu SMK tertua di Sumatera Barat. Berdirinya SMK N 2 Payakumbuh menjadi salah satu wujud upaya pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia yang dilakukan pemerintah. Untuk regional Sumatera Barat, kiprah SMK N 2 Payakumbuh cukup diperhitungkan. SMK N 2 Payakumbuh sering mengirimkan siswanya mewakili Sumatera Barat dalam ajang Lomba Keterampilan Siswa (LKS) tingkat nasional. Meskipun demikian jika dibandingkan dengan SMK Negeri di pulau jawa, SMK N 2 Payakumbuh pada khususnya belum mampu berbicara banyak. Langkah mereka sering terhenti jelang 3 besar kontestan terbaik. Ini juga terlihat dari capaian rangking perolehan medali SMK di Sumatera Barat pada ajang Lomba Keterampilan Siswa (LKS), dimana provinsi Sumatera Barat tidak mampu menembus angka 10 besar se Indonesia dalam 5 tahun terakhir. Hal ini tentu mengisyaratkan bagaimana kondisi pendidikan vokasi (SMK) di sumatera barat yang memang belum mampu bersaing dengan SMK di pulau jawa.
Diskusi Tim PKM dengan pihak sekolah dan pembuatan pernyataan kejasama terkait pelaksanaan kegiatan PKM
Dari diskusi Tim PKM dengan salah satu guru pembimbing LKS SMK N 2 Payakumbuh, yang menjadi kelemahan Tim LKS Sumbar salah satunya adalah persiapan yang kurang matang dan terbatasnya akses informasi/pelatihan yang didapatkan guru/siswa. Beliau mengatakan bahwa salah satu SMK di pulau jawa sengaja mendatangkan ahli/expert dari kalangan professional untuk mempersiapkan siswanya dalam mengikuti LKS tingkat nasional. Kondisi ini tentunya berpengaruh signifikan terhadap capaian siswa dalam mengikuti LKS.
Beberapa permasalahan diatas menjadi alasan Tim PKM untuk melaksanakan program Pengabdian masyarakat di SMK N 2 Payakumbuh dengan harapan sekolah mampu memperoleh up-date informasi dan teknologi dalam bidang Computer Aided Design (CAD).
Pelatihan ini menargetkan guru selaku peserta mampu merancang komponen 3D menggunakan aplikasi CAD “SOLIDWORKS”. Tingginya minat guru dalam mengikuti kegiatan ini megakibatkan Tim PKM harus menambah kuota khusus karena permintaan 2 SMK yaitunya SMK Mitra Payakumbuh dan SMK N 1 Kec Luak yang menyatakan keinginannya untuk dapat mengikuti kegiatan PKM.
Pembukaan kegiatan PKM dengan penyerahan materi pelatihan secara simbolis kepada salah seorang peserta
Materi pelatihan ini dapat dibagi menjadi 3 yaitu: Part, Asemmbly dan 2D drawing. Pada sesi pembuatan part, peserta diberi materi fitur sketch dan fitur 3D. Sesi ini menargetkan peserta mampu memahami logika dan fungsi seluruh fitur terkait tahapan pembentukan part 3D mulai sketch, extrude cut, lofted boss, extrude boss, swept bos, mirror, 3D sketch dll.
Masing-masing peserta diwajibkan menghasilkan desain 3D untuk setiap tahapan materi yang dipelajari. Hasil rancangan part 3D kemudian dijadikan bahan untuk materi kedua yaitunya Assembly. Pada materi ini setiap peserta menemui banyak kendala terutama terkait akurasi desain, dimana dimensi part yang tidak sesuai akan bermasalah begitu dilakukan proses assembly. Hal ini menjadikan pelatihan ini cukup menarik bagi mereka, karena mengharuskan sebuah rancangan yang memang harus memiliki nilai akurasi tinggi untuk dapat diproses pada fase assembly part.
Materi terakhir ditutup dengan fitur rendering dan drawing (2D). Pada materi rendering peserta diberikan materi terkait editing material dan appearance pada part yang sudah dirancang. Fitur solidworks yang menawarkan berbagai detail material menjadikan materi rendering ini tidak kalah menarik bagi peserta, Peserta dengan leluasa memasukan spesifikasi material sesuai keinginan mereka.
Desain shock absorber yang merupakan project akhir salah seorang peserta pelatihan.
Diakhir kegiatan, pihak sekolah yang diwakili Bapak Fuad Azmi, S.Pd dari manajemen mutu SMK N 2 Payakumbuh menyampaikan harapan agar kegiatan ini bisa dilanjutkan kedepannya. Mengingat tingginya semangat dan antusias guru dalam mengikuti kegiatan ini serta masih terbatasnya materi yang mampu diberikan selama kegiatan.
[Berita Oleh : Wanda Afnison, M.T – Ketua Tim Pelaksana PKM]
