Pemakaian sepeda motor sebagai alat transportasi saat ini sudah menjadi kebutuhan setiap masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Sepeda motor sebagai pembantu aktivitas masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari seharusnya mendapatkan perhatian penting bagi penggunanya. Padatnya aktivitas jalan raya di Kota Padang mengharuskan sepeda motor berada dalam kondisi baik, sepeda motor memerlukan perawatan agar selalu dalam kondisi tetap standar dan aman dipakai, oleh karena itu dibutuhkan jasa perbengkelan sepeda motor. Bengkel sepeda motor merupakan bangunan/ruangan yang berfungsi untuk melakukan perawatan, perbaikan, pemeliharaan, modifikasi alat dan mesin.
Kota Padang, Sumatera barat merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam pemakaian sepeda motor meningkat dari tahun ke tahun. Pesatnya perkembangan pemakaian sepeda motor seharusnya dibarengi dengan meningkatnya penyedia jasa bengkel sepeda motor. Namun kenyataannya jumlah penyedia jasa perbengkelan tidak sebanding dengan peningkatan jumlah sepeda motor yang ada. Hal ini menjadi peluang di masa depan untuk membangun bisnis bengkel sepeda motor. Parupuk Tabing merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Kelurahan Parupuk Tabing memiliki luas 9,41 Km2 dengan jumlah penduduk 20.363 jiwa terdiri dari 10.520 laki-laki dan 9.843 perempuan serta jumlah RW 20 dan RT 82. Masyarakat yang berada di Kelurahan Parupuk Tabing pada umumnya bekerja pada bidang usaha mikro kecil dan menengah, diantaranya sebagai nelayan, pedagang dan usaha kuliner, namun dalam hal ini tidak sedikit dijumpai masyarakat yang masih tunakarya. Adanya masyarakat tunakarya di kawasan ini menyisakan banyak masalah, hal ini tentunya menjadi tanggung jawab pemerintah dan kita bersama untuk memberikan peluang dan informasi pekerjaan yang memiliki prospek yang baik dan menjanjikan dalam jangka waktu yang panjang.
Observasi dan wawancara mendalam yang pengusul lakukan dengan Lurah Parupuk Tabing dan beberapa RW setempat, menunjukkan bahwa masyarakat tunakarya pada daerah ini berkisar 7-10% dari jumlah penduduk. Selain itu ketersedian jasa bengkel sepeda motor di kawasan ini sangat minim. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah sepeda motor, hampir setiap rumah warga memiliki sepeda motor. Pihak Lurah dan RW di Parupuk Tabing sangat antusias dan bersemangat dalam membantu kelancaran proses dan pelaksanaan pelatihan life skill untuk masyarakat tunakarya di kawasan ini. Hal ini tentunya akan menciptakan wirausaha baru bengkel sepeda motor di wilayah Parupuk Tabing. Di samping itu pelatihan merupakan salah satu upaya pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi bagian pengabdian kepada masyarakat Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang untuk ikut berpartisipasi dalam mengurangi masyarakat tunakarya di Kelurahan Parupuk Tabing.
PKM dilaksanakan di Lapangan Jondul I RW XVI Kelurahan Parupuk Tabing. PKM dibuka oleh Pihak Lurah/ perwakilan lurah dan pihak RW X, RW XVI dan RW XVII. Peserta pelatihan yang mengikuti pelatihan sebanyak 30 orang yang merupakan masyarakat tuna karya di wilayah Parupuk tabing khususnya RW X, RW XVI dan RW XVII. PKM dilaksanakan selama 4 hari sejak tanggal 2 Juli 2021 sampai 5 juli 2021 di Lapangan Jondul I RW XVI. Sebelum pelatihan dilakukan, maka diberikan dulu pre-test. Hal ini bertujuan untuk melihat kemampuan dasar dari peserta pelatihan tentang materi yang nantinya. Hasil pre-test akan menjadi acuan dalam memberikan materi selama pelatihan.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi secara teori dan dilanjutkan dengan pemberian praktek kepada peserta.
Materi teori teknologi dan perawatan sepeda motor injeksi.
Materi teori teknologi dan perawatan sepeda motor manual dan sepeda motor matik.
Praktek teknologi dan perawatan sepeda motor injeksi.
Praktek teknologi dan perawatan sepeda motor manual dan sepeda motor matik.
Berdasarkan hasil pre-test dan post-test kegiatan pelatihan yang telah dilakukan, didapatkan hasil kemampuan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan yang meningkat. Sebelum dilakukan pelatihan, semua peserta pelatihan belum memiliki kemampuan yang baik tentang membangun bisnis bengkel sepeda motor, namun setelah diberikan materi dan dilakukan praktek langsung kepada peserta pelatihan, maka terdapat peningkatan kemampuan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan sebesar 40%. Sehingga kemampuan dan semangat berwirausaha peserta makin tinggi setelah pelatihan.
[Berita oleh : Hendra Dani Saputra, S.Pd., M.Pd.T. – Ketua Tim PKM]