Transfer of knowledge merupakan salah satu permasalahan bagi pelaku teknologi di daerah. Seringkali pelaku teknologi di daerah tertinggal beberapa tahun jika dibandingkan pelaku teknologi di pusat kota/provinsi. Kondisi ini merupakan akumulasi dari berbagai kondisi mulai dari kualitas SDM, akses informasi, ketersediaan fasilitas penunjang, dll. Diperlukannya suatu upaya akselerasi untuk mempercepat transfer of knowledge di daerah seperti melakukan penyuluhan, pelatihan, program pengadaan peralatan/fasilitas penunjang. Jika tidak dilakukan upaya akselerasi tersebut maka selamanya daerah akan selalu menjadi tertinggal dan tentunya akan berdampak terhadap geliat ekonomi yang cenderung lamban.
Universitas Negeri Padang melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) melakukan upaya untuk mempercepat transfer of knowledge bagi pelaku teknologi di daerah. Melalui program pengabdian masyarakat, tim PKM dari jurusan Teknik Otomotif melakukan kerjasama dengan Kenagarian Situjuah Gadang untuk melakukan pelatihan terhadap mekanik bengkel di daerah tersebut.
Pada saat survey lokasi, tim PKM berdiskusi dengan Wali Nagari Bapak Syofiarledi, beliau mengatakan sangat mendukung agenda Pengabdian Masyarakat ini. Beliau mengatakan ini merupakan pertama kalinya UNP bekerjasama dalam bentuk kegiatan pengabdian masyarakat di daerah beliau. Melalui bapak Wali Nagari kami dapat informasi terkait permasalahan bengkel di sekitaran Nagari Situjuah Gadang yang sulit untuk berkembang dan kurang kompeten untuk memperbaiki sepeda motor keluaran terbaru yang sudah menggunakan teknologi injeksi (FI). Diskusi tim dengan Bapak Syofiarledi juga diikuti oleh Bhabinkantibmas yang kebetulan sedang piket lokasi terkait pandemi covid-19.
Menindak lanjuti keterangan Bapak Wali Nagari, kami beserta tim dari nagari langsung berkunjung ke salah satu calon bengkel mitra yang letaknya tidak jauh dari kantor Wali Nagari. Tim PKM berdiskusi langsung dengan pemilik bengkel, Bapak Helmi yang sudah membuka usaha bengkel selama 5 tahun terakhir. Beliau membenarkan kendala yang dialami dalam menjalankan usahanya. Skil perbengkelan yang beliau peroleh cenderung hasil belajar sendiri bukan diperoleh dari sebuah kursus/pelatihan yang dikelola secara perofesional. Beliau juga mengatakan sedikit terkendala jika bertemu kasus kerusakan pada kendaraan dengan sistem injeksi (FI). Tidak jarang beliau menolak konsumen dan merekomendasikan perbaikan dilakukan di bengkel resmi terdekat yang ada di Kota Payakumbuh.
Kegiatan diawali dengan pre test. Pre test dilakukan untuk mengetahui kompetensi awal peserta. Berdasarkan hasil pre test nantinya ditentukan materi dan metode yang diberikan agar lebih tepat dan efisiennya kegiatan.
Materi kegiatan meliputi: pengenalan sIstem PGM FI pada sepeda motor, fungsi dan cara kerja komponen PGM FI dan trouble shooting sistem PGM FI. Materi pengenalan PGM FI diberikan secara oral presentation di depan peserta. Peserta juga sudah dilengkapi modul dan jobsheet praktikum.
Materi teori kemudian dilanjutkan ke model/simulator sistem PGM FI yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pembelajaran pada model/simulator lebih menarik bagi peserta karena mereka dapat mengamati dengan langsung posisi, letak dan bagaimana PGM FI bekerja terlihat dengan jelas.
Setelah peserta memahami prinsip kerja sepeda motor injeksi pada simulator maka materi dilanjutkan pada sepeda motor dalam kondisi sebenarnya. Pada sesi ini peserta dituntut paham fungsi komponen, letak komponen, cara kerja komponen dan diagnosa kerusakan pada sepeda motor Honda Beat.
[Berita oleh : Drs. Erzeddin Alwi, M.Pd. – Ketua Tim PKM]